Welcome!

I am Urang Minang Rancak Bana

My Blog Hire Me!

About Minangkabau

Nature
Food
Culture
What's that

Minangkabau.

The origin of the Minangkabau name

The name Minangkabau comes from two words namely, Minang and Kabau. The name is associated with a legend known in Tambo.

From the tambo, it is said that once upon a time there was a foreign kingdom that came from the sea and would conquer. To prevent fighting, local people propose to fight the buffalo. The foreign troops agreed and provided a large and aggressive buffalo, while the local community provided a baby buffalo that was still breastfeeding. During the battle, the calf, who was still breastfeeding, thought that the big buffalo was its mother. So the calf immediately ran for milk and gored it to shreds the big buffalo's belly. This victory inspired the local community to use the name Minangkabau.

Minangkabau

History

The Minangkabau or Minang tribe, often referred to as the Padang People, is a tribe originating from a province of West Sumatra. This breed is known for its matrilineal habits.

Nature

Minangkabau is a region of a living and living system that has institutions with unique and distinctive characteristics, which are called Adat Alam Minangkabau (AAM).

Food

Minangkabau special food is very famous and has many fans. Its spicy taste is combined with a variety of Indonesian spices, making Minangkabau special food the idol of many people. There are many types of typical Minangkabau food ranging from heavy meals, snacks, traditional cakes to drinks.

Culture

Minangkabau culture is one of the two major cultures in the archipelago which are very prominent and influential. This culture has egalitarian, democratic, and synthetic characteristics, which are the anti-thesis for other major cultures.

Our Blog

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat

Riau merupakan salah satu provinsi di Sumatra yang terkenal dengan budaya dan makanan-makanan khas uniknya. Lokasinya yang dekat dengan Malaysia dan Singapura, membuat makanan khas Riau dipengaruhi budaya Melayu.
Didominasi makanan berkuah dengan rasa dan aroma rempah yang kuat. Jika kamu berkesempatan untuk liburan ke Riau, jangan lewatkan beberapa makanan khasnya. Berikut 10 makanan khas Riau yang paling nikmat, wajib kamu cicipi.

1. Lontong paku terbuat dari gulai pakis yang disajikan dengan nangka dan buncis. 10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat

Ilustrasi lontong paku khas Riau (instagram.com/hhengkii)

2. Miso merupakan olahan mi kuah dengan isian berlimpah. Terdiri dari mi kuning, mi putih, tahu, kulit ayam, dan ayam suwir

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi miso khas Riau (instagram.com/kuliner_sigembul)

3. Disebut roti jala karena bentuknya jala atau jaring nelayan. Teksturnya kenyal dan elastis. Biasanya roti jala disajikan saat acara-acara tertentu

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi roti jala khas Riau (instagram.com/123n4)

4. Bubur kampiun terbuat dari berbagai campuran bubur, mulai bubur sumsum, ketan putih, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau, candil, dan kolak

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi bubur kampiun khas Riau (instagram.com/tigawe140128)

5. Ikan cuka terbuat dari ikan tenggiri goreng, disajikan dengan kuah cuka merah. Sensasi pedas dan asamnya cocok untuk santap malam

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi ikan cuka khas Riau (instagram.com/sharina.norhaiddin)


Guna2 - alya

10
0:00/0:00

6. Nasi lemak khas Riau terbuat dari nasi yang dimasak dengan santan dan daun pandan. Disajikan dengan aneka lauk seperti telur dan ikan

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi nasi lemak khas Riau (instagram.com/sarapanheboh)

7. Mi tarempa terbuat dari mi lebar yang disajikan dengan kuah pedas asam berminyak. Lengkap dengan udang, telur, dan taoge

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi mi tarempa khas Riau (instagram.com/chae.seonli)

8. Asam pedas ikan baung, yakni ikan air tawar yang mirip dengan patin. Rasa asamnya didapatkan dari asam kandis atau asam jawa

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi asam pedas ikan baung khas Riau (instagram.com/yentybeby)

9. Bacah daging terbuat dari daging sapi has dalam. Tampilannya mirip dengan rendang. Cara masaknya dipanggang dengan bara api

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi bacah daging khas Riau (instagram.com/brklu_dicelsna)

10. Sup tunjang rasanya gurih dan pedas. Kuliner istimewa ini disajikan dengan sumsum yang spesial 

10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat, Bikin Selera Makan Meningkat
Ilustrasi sup tunjang khas Riau (instagram.com/kulinerkuansing_)

Itu dia beberapa makanan khas Riau yang paling lezat, terutama didominasi makanan berkuah yang gurih dan pedas.

Sumber: 10 Makanan Khas Riau yang Paling Nikmat (idntimes.com)

Makanan Khas Minangkabau

 

Makanan Khas Minangkabau

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kuliner dengan cita rasa khas. Salah satu daerah yang menawarkan makanan khas yang lezat adalah Minangkabau. Ada banyak makanan khas minangkabau yang perlu anda ketahui, jika anda pergi berwisata ke sana atau sempat lewat di Minangkabau, anda perlu mencoba wisata kuliner khas minangkabau.

Namun jika anda belum mengetahuinya maka berikut ini adalah informasi mengenai 10 makanan khas Minangkabau yang bisa anda cicipi.


Minangkabau kapau 

Minangkabau Specialties

Nasi kapau sekilas akan sangat mirip dengan nasi padang atau dengan nasi rendang. Namun tetap saja akan ada perbedaan yang bisa Anda temukan.

Beras ini cukup terkenal di kalangan masyarakat Minangkabau dan sekitarnya karena rasanya yang tidak kalah dengan rasa nasi rendang. Makanan ini akan sangat mudah anda temukan ketika berada di agam, Sumatera Barat.

Nasi kapau terdiri dari nasi dengan sambal dan juga lauk khas dari minangkabau.

Makanan ini juga biasanya akan disajikan dengan gulai vena kaku sapi atau kerbau dan berbagai jenis gulai lainnya. Lauk yang juga sering ditambahkan pada nasi ini adalah sayur nangka.

Kalium baluik Minangkabau

Makanan selanjutnya yang masuk sebagai salah satu makanan khas Minangkabau adalah Kalio baluik. Jika dilihat dari bahan dan cara memasaknya, makanan ini sangat mirip dengan rendang.

Perbedaan makanan kalio baluik ini dengan rendang adalah warnanya yang lebih coklat muda karena proses memasaknya tidak selama proses memasak rendang.

Makanan ini memiliki tekstur yang agak lengket yang juga basah seperti ada karamel. Dari segi rasa, makanan ini sangat menggoda dan juga kaya akan rempah-rempah yang lezat.

Jika dibandingkan dengan rendang, kalio baluik lebih variatif karena banyak juga yang dibuat dengan bahan dasar daging ayam, hati sapi dan lain-lain.

Lamang tapai Minangkabau

Lamang tapai is one of the typical snacks from Minangkabau with a legit taste. The basic ingredient used to make this tapai lemang is glutinous rice.

The cleaned glutinous rice will be cooked with coconut milk and then put in a bamboo. Then the bamboo is burned until the glutinous rice is cooked. This snack has a unique taste.

You will be able to feel the pleasure even more by enjoying this food with black glutinous rice tape. This food will usually be one of the typical snacks of the month of Ramadan. It tastes a little sweet and also sour because it's enjoyed with a special tape.

Lompong sago Minangkabau

Lempong sago is also very mandatory to try if you are in the Minangkabau area. This food is made from sago base which is added with other ingredients such as banana kapok, grated coconut and brown sugar.

The sago will be wrapped together with other ingredients then baked until cooked. This food tastes so chewy, sweet and savory that it is very capable of shaking the tongue of its connoisseurs.

The aroma of banana leaves will come out a lot because of the way it is cooked by roasting. Lempong sago will be even more delicious if enjoyed when it is still warm.

Gulai itiak Minangkabau

Gulai itiak or in other languages gulai bebek is also one of the typical Minangkabau foods. You can enjoy this special gulai when you are in Minangkabau.

The duck used as a basic ingredient is a duck whose age is still about 6 months. The texture of the duck meat is still very strong so that if cooked, it will feel soft on the tongue.

This culinary does make a different impression from ducks. Usually the duck cooked in the restaurant is old duck so it tastes tough but this duck is very tender so it is different from others.

Minangkabau kampiun porridge

Bubur kampiun will complete your trip while in minang kabau. This food is a very distinctive porridge because the ingredients used are more varied, such as marrow porridge, white glutinous rice, black glutinous rice porridge, candil porridge, mung bean porridge, sweet potatoes, banana compote and cloth.

All the ingredients will be made into one and then steamed together so that 6 delicacies will be felt in one meal. The resulting taste of some of these types of porridge makes this food very unique.

This porridge is classified as a food whose manufacturing method is quite complicated. You can find this food easily when the month of Ramadan has arrived.

Sala lauak Minangkabau

Sala lauak is a food that is also very special from the Minangkabau area.

The ingredients used to make this food are fish made like meatballs, meatballs will usually be cooked by boiling or steaming but these foods are cooked by frying.

This culinary will produce a savory, crispy taste and so fragrant aroma because it is made from fresh fish ingredients. You will really like this food as a snack or even can also be used as a side dish.

Palai rinuak Minangkabau

The next Minangkabau specialty is Palai rinuak. This food is similar to fish pepes but typical of Minangkabau. The darsa material used to make these pepes is rinuak fish or which has a shape like an anchovies.

This fish is very easy to find in maninjau lake so it will be very typical of the people around the area. The fish will be pepesed with special spices and then added grated coconut to make it taste even more savory.

After that the fish is wrapped in banana leaves and then it will be pepesed until cooked. If the community does not have ripple fish, the fish will be replaced with anchovies.

Minangkabau balado jerky

Jerky balado is also one of the typical Minangkabau foods. This food is already very famous in many regions in Indonesia. The deliciousness is well known so if you are in Minangkabau, don't miss this one food.

Jerky made from beef fish ingredients that are processed in such a way will then be cooked with a very delicious and slightly spicy balado seasoning. You can enjoy this culinary along with warm white rice to make it taste even more delicious.

Satay padang Minangkabau

Sate padang adalah makanan yang tidak kalah dengan makanan khas Minangkabau lainnya. Makanan ini sangat wajib untuk dicoba jika sedang berada di Sumatra barat. Sate ini berbeda dengan sate pada umumnya karena bumbunya bukan dengan kecap dan bumbu kacang melainkan dengan kuah kaldu yang kental dan juga kaya akan rempah. Tekstur dari sate ini sangat pas dan juga semakin lengkap dengan bumbu pelengkapnya yang disiramkan.

Itulah dia makanan khas Minangkabau yang sebaiknya jangan sampai anda lewatkan ketika sedang berkunjung ke Sumatra barat.

Makanan tersebut memiliki rasa yang begitu menggoda dan juga memiliki rasa yang kaya akan rempah.

Banyak dari wisatawan yang senang berburu kuliner tersebut apabila berkunjung ke Minangkabau. 

Anda bisa menikmati dan membuktikan sendiri betapa makanan dari Minangkabau tidak kalah dengan makanan khas daerah lain yang ada di Indonesia.


Sumber: 10 Makanan Khas Minangkabau dan Penjelasannya (makananoleholeh.com)

Tari Piring sebagai Identitas Budaya Minangkabau


Dari sekian banyak tarian tradisional yang terdapat di Minangkabau, Tari Cawan merupakan ikon dan identitas budaya masyarakat Minangabau pada umumnya. Sudah pasti bahwa setiap nagari (negara) di Minangkabau membudidayakan Tari Cawan dalam hidupnya. Tari Piring adalah tarian universal masyarakat Minangkabau. Oleh karena itu, dalam nagari manapun akan dapat menampilkan Tari Piring yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Perbedaan antara nagari yang satu dan yang lainnya hanya terletak pada gaya permainan dan struktur penyajiannya. Dulu, hingga saat ini, Tari Piring telah menjadi pernyataan identitas kelompok etnis Minangkabau, yang tidak melekat pada suku Melayu lain di Nusantara, kecuali dilakukan dan dibudayakan oleh para perantau Minangkabau sendiri seperti di Negeri Sembilan dan daerah lain di Nusantara. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Minangkabau baik di luar negeri seperti di Negeri Sembilan Malaysia, Medan, dan Kepulauan Riau, Tari Piring merupakan ikon identitas mereka sebagai orang Minangkabau perantauan.

Setiap acara yang bersifat sosial dan pesta pernikahan, The Saucer Dance hadir dalam acara tersebut. Di sisi lain, di daerah asalnya, yaitu Sumatera Barat, berbagai kegiatan dan kegiatan budaya yang bersifat tradisional bahkan pariwisata, menggunakan dan mengfungsikan Tari Piring sebagai ikon acara yang dimaksud. Pada gilirannya, keberadaan Tari Piring menjadi ikon berbagai kegiatan dan ritual adat oleh masyarakat atau suku Minangkabau.


Fungsi Tari Piring di Minangkabau

Tari Piring digunakan oleh masyarakat Minangkabau dalam berbagai acara seremonial adat dan sosial. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan adat dan kehidupan sosial masyarakat nagari. Peristiwa-peristiwa seperti penobatan gelar penghulu, penobatan gelar prajurit, peristiwa (ritual) kematian, ritual kelahiran, pesta pernikahan, pelantikan, penyambutan tamu agung, acara menuai, pendirian rumah gadang. Menurut Herlinda Mansyur (2004: 19),


Tari Piring Minangkabau tradisional ditampilkan dalam berbagai acara adat. Orang-orang menggunakan Plate Dance dalam fungsinya sebagai hiburan rakyat. Plate Dance juga memancarkan rasa keberanian dan rasa heran serta cemas kepada penonton yang menyaksikan pertunjukan


Sebagai media hiburan. Tari Piring secara tradisional digunakan untuk menghibur orang-orang di berbagai pesta tradisional, seperti yang sering dilakukan dalam pesta pernikahan. Selain pesta pernikahan, Tari Piring juga digunakan dalam acara hiburan masyarakat dalam acara menuai (pesta panen), dan acara peresmian aula adat, pemandian anak turun (ritual kelahiran) dan hiburan masyarakat dalam kegiatan pemerintah serta acara penobatan untuk gelar prajurit. Tari Piring sengaja dilakukan dengan tujuan menghibur masyarakat.


Plate Dance memiliki keunikan yang dapat menghibur masyarakat, seperti teknik bermain piring, motif gerakan, tingkat kesulitan, serta kecepatan dan dinamika. Hal ini membuat penonton diharapkan cemas dalam menyaksikan pertunjukan tersebut, apalagi jika dilakukan dengan menggunakan gerakan menginjak kaca, hal ini membuat penonton merasa penasaran untuk menantikan akhir dari pertunjukan Plate Dance.

Kegiatan Tari Piring di Minangkabau dapat dilakukan dalam kehidupan masyarakat di berbagai nagari. Karena tempat kegiatan yang akan menerima keberadaan tari yang akan dipentaskan, tetap dipertahankan, dipelihara dan dilakukan secara tradisional oleh masyarakat nagari. Pada gilirannya, pelestarian dan eksistensi Tari Piring yang masih dipertahankan, menandakan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki loyalitas yang tinggi terhadap nilai-nilai seni tradisional, serta memiliki apresiasi yang tinggi terhadap identitas budayanya.


Oleh karena itu, Tari Piring dapat dikatakan sebagai identitas sosial budaya masyarakat Nagari. Menurut Welli Yosika (2008: 21) fungsi tari tradisional dalam masyarakat tradisional berkaitan dengan stratafi sosial, interaksi dan integrasi sosial serta pendidikan tradisional dan hiburan rakyat. Sehingga masyarakat adat selalu berusaha melestarikan tarian tradisional tersebut. Karena tarian tradisional merupakan gambaran nilai-nilai kehidupan masyarakat pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa pertunjukan tari tradisional merupakan manifestasi dari kepribadian dan pola budaya yang ditemukan dalam masyarakat pemiliknya. Oleh karena itu, salah satu fungsi penting dari Tari Cawan adalah sebagai identitas kelompok etnis Minangkabau baik masa lalu, masa kini, maupun masa depan.


Tari Piring sebagai Identitas Masyarakat


Di luar negeri seperti di beberapa kota di Indonesia, baik di Sumatera maupun di pulau Jawa, Tari Lempeng saat ini dipertahankan oleh masyarakat Minangkabau sebagai alat deklarasi keberadaannya dalam hubungannya dengan suku-suku lain di berbagai kota tersebut. Sehingga masyarakat Minangkabau berpikir bahwa mereka dapat dilihat sebagai bagian dari manusia yang beradab dan berbudaya yang mapan. Karena mereka memiliki warisan dan identitas yang jelas.


Banyak orang Minangkabau di perantauan telah mengajarkan Tari Piring kepada suku lain, seperti di jakarta melalui Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Deddy Luthan, Tom Ibnur dan Hartati telah banyak mengajarkan Tari Piring kepada mahasiswa IKJ, bahkan salah seorang yang mahir membawakan Tari Piring dari alumni IKJ adalah orang Jawa yaitu Dewi Hafi anti, dan Sukarji Sriman serta Eri Ekawati yang sekarang telah menjadi dosen di IKJ. 


Bahkan salah seorang alumni IKJ yang berasal dari Malaysia yaitu Suhaimi Magi juga mampu menarikan Tari Piring dengan baik, bahkan banyak pula karya Tari Piring kreasi yang telah diciptakannya di Malaysia.Masyarakat Minangkabau perantauan seperti di Malaysia juga menjadikan Tari Piring sebagai lambang kebanggaan dan jati diri mereka.


Ada juga warga keturunan Minangkabau secara formal belajar Tari Piring di Sumatera Barat, baik di ISI Padang Panjang maupun di Sendratasik FBS UNP dan berbagai sanggar di Kota Padang dan Bukit Tinggi. Tari Piring dipandang sebagai salah satu alat pemersatu suku Minangkabau di perantauan. Dalam rangka memupuk silaturahim antara mereka baik dalam kerabat, kaum dan satu wilayah kabupaten dan kota, mereka menggelar pertunjukan kesenian dengan salah satunya menampilkan pertunjukan Tari Piring. 


Oleh sebab itu, Tari Piring disebut juga sebagai media integrasi sosial masyarakat Minangkabau di perantauan. Dengan jauhnya hubungan rantau dan daerah asal, membuat masyarakat Minangkabau perantauan memendam kerinduan kepada kampung halaman. Masyarakat memerlukan sebuah identias yang jelas sebagai orang Minangkabau. Oleh karena itu, Tari Piring merupakan salah satu alat begi mereka untuk melepas kerinduan dengan kampung halamannya.


Pesona Wisata Sumatera Barat Seperti di Luar Negeri

Sumatera Barat merupakan provinsi dengan seribu pesona yang bukan hanya dikenal dengan kenikmatan masakannya saja, namun pemandangan dan destinasinya yang menjadi tujuan para wisatawan. 
Berbagai detinasi wisata yang wajib sobat damai datangi ketika berkunjung ke Sumatera Barat adalah mulai dari wisata kuliner, wisata realigi, wisata alam, wisata sejarah hingga wisata budaya.
Ini dia nih sobat damai keistimewaan destinasi wisata yang ada di Sumatera Barat, yaitu destinasi wisatanya mirip banget dengan luar negeri. Jadi buat gak bikin kantong bolong bangt dong ya sobat!

Okay ini dia 6 pesona destinasi wisata di Sumatera Barat yang sangat mirip dengan wisata luar negeri.


Jam Gadang – Big Ben

Mengunjungi Sumatera Barat belum sah rasanya kalau sobat tidak mampir ke Jam Gadang di Bukittinggi. Ikon kota Bukittinggi ini menjadi salah satu spot wisata andalan Sumatera Barat yang dikenal hingga ke mancanegara lho.

Tapi apakah sobat tahu jika dilihat sekilas, Jam Gadang mirip dengan salah satu menara terpopuler di dunia, yaitu Big Ben yang berlokasi di London, Inggris.

Bangunan peninggalan era Hindia-Belanda tersebut seakan identik dengan kota yang dahulu pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatera Barat ini. Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi selesai pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden.

Monumen Jam Gadang berdiri setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi. Konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, tetapi menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir.

Bangunan Jam Gadang memiliki 4 tingkat. Tingkat pertama merupakan ruangan petugas, tingkat kedua tempat bandul pemberat jam. Sementara pada tingkat ketiga merupakan tempat dari mesin jam dan tingkat keempat merupakan puncak menara dimana lonceng jam ditempatkan. Pada lonceng di puncak tersebut tertera nama dari produsen mesin jam ini.


Jembatan Akar – Living Root Brigdes


Jangan sedih kalau sobat damai belum pernah berkunjung ke Negara Anak Benua ini, di Sumatera Barat tepatnya di Desa Pulut-Pulut, kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan juga terdapat jembatan yang tidak kalah eksotis dengan jembatan yang ada disana lho. 
Usia jembatan ini tercatat sudah lebih dari 100 tahun. Walau sudah berusia lebih dari satu abad, jembatan ini tetap terlihat kokoh lho sobat damai.

Ide pembuatan Jembatan Akar Bayang merupakan berasal dari seorang ulama bernama Pakiah Sokan. Derasnya aliran Sungai Bayang membuat beliau berinisiatif untuk membuat jembatan sederhana dari bambu untuk menghubungkan Desa Pulut-pulut dan Desa Lubuk Silau yang terpisah oleh arus sungai. Seiring berjalannya waktu, akar dari Pohon Beringin yang ada di tepi sungai mulai menjalar dan melilit jembatan bambu tersebut.

Saat ini jembatan akar sudah dilengkapi dengan tali besi, untuk memperkuat strukturnya. Pasalnya, setiap musim hujan debit Sungai Bayang akan naik dan merendam jembatan. Tali besi digunakan untuk mengangkat jembatan sehingga tak terlalu lama terendam.

Bagi wisatawan, Jembatan Akar Bayang menjadi salah satu objek wisata yang Instagramable. Namun bagi warga sekitar, jembatan dan sungai menjadi kolam renang alami yang mengasyikkan. Berenang di bawah jembatan akar ini juga dipercaya dapat mengentengkan jodoh loh sobat.


Janjang Saribu  – Great Wall China

Janjang Saribu atau Janjang Koto Gadang adalah salah satu objek wisata yang terdapat di Ngarai Sianok, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Daya tarik Janjang Saribu adalah karena adanya tembok beton yang bentuknya memang menyerupai Tembok Besar China.

Janjang Saribu ini sudah ada kira-kira sejak era 1900-an. Setelah direnovasi sejak 2011, janjang ini direkonstruksi sedemikan rupa sehingga memiliki bentuk menyerupai tembok besar China.

Janjang Saribu menghubungkan Kota Bukittinggi di sekitaran Goa Jepang pintu 3 dengan Koto Gadang Kabupaten Agam. Untuk sampai pada puncaknya atau titik pintu keluar, sobat damai harus menaiki dan menuruni 315 anak tangga.

Untuk menikmati panorama nan indah dan alami di Janjang Saribu, sobat damai pun tidak dipungut biaya retribusi yang fantastis kok. Cukup denagn membayar fasilitas parkir yang telah disediakan, sobat sudah dapat berfoto-foto dengan menampakkan keindahan alamnya dan memasukkannya ke social media.


Padang Mangateh – New Zealand

Padang Mangateh merupakan peternakan sapi terbesar di Indonesia. Pemandangan ini menarik perhatian banyak orang dan sempat viral di media sosial. Panoramanya begitu epik, bak sedang berada di New Zealand.

Hamparan luasnya yang dimiliki padang rumput ini memiliki kemiripan dengan desa Hobbiton yang berada di Matamata New Zealand. Para wisatawan yang datang ke obyek wisata ini menjadikan pengunjung menyandingkan padang rumput di Sumatra Barat dengan New Zealand.

Padang Mangateh merupakan peternakan sapi warisan Belanda yang sudah ada sejak 1916. Peternakan sapi yang menarik ini berlokasi di Jalan Padang Mangatas, Mungo, Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Jaraknya cukup jauh dari Kota Padang, sekitar 136 kilometer.

Untuk masuk dan menikmati panorama indahnya sobat tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Namun, sobat damai terlebih dahulu mengantongi izin masuk, biasanya diizinkan hanya pada hari kerja dan pada jam kerja saja.


Ngarai Sianok – Grand Canyon

Sobat tidak perlu terbang jauh ke Amerika untuk menikmati tebing-tebing tinggi di Grand Canyon. Di Sumatera Barat tepatnya Ngarai Sianok di Bukittinggi juga terdapat tebing-tebing tinggi yang tidak kalah eksotisnya.

Sesuai namanya, ngarai yang berarti lembah dan Sianok adalah nama sebuah desa, Ngarai Sianok menyuguhkan keindahan sebuah lembah yang terjal. Lebih indah lagi karena ada banyak pepohonan hijau yang tumbuh di atas tebing tingginya.

Ada dua tempat untuk mendapatkan pemandangan paling keren dari Ngarai Sianok. Tempat pertama adalah dari Taman Panorama. Kalau belum puas melihat ngarai dari ketinggian, sobat damai bisa datang ke tempat kedua, yaitu dasar ngarai. Lokasinya ada di luar Taman Panorama.


Danau Diateh – Danau Ladoga

Danau Diateh Danau Dibawah merupakan salah satu list yang wajib sobat damai kunjungi jika datang ke Sumatera Barat yang terletak di kabupaten Solok. Danau kembar ini menyediakan pemandangan alam yang eksotis seperti di benua Eropa.

Lokasi Kedua danau ini tepatnya di kawasan Bukit Barisan dengan iklim yang basah dan cenderung punya curah hujan tinggi. Tidak heran kalo udara di wilayah ini sejuk, bahkan cenderung dingin mengingat suhunya samapi 14-16 derajat celcius.

Danau Kembar ini dikelilingi oleh bukit dan pegunungan yang pastinya cocok banget buat sobat damai yang hobi hiking atau camping. Udaranya disini sangat segar dan pastinya bebas polusi. Perjalanan menuju bukitnya pun benar-benar memanjakan mata, disepanjang perjalanan sobat damai akan disuguhi pemandangan perkebunan teh yang hijau membentang.

Lokasi danau kembar ini tidak begitu jauh dari ibu kota, hanya  sekitar 1 sampai 1,5 jam perjalanan darat sobat damai sudah bisa berdatangan ke danau kembar ini dan sobat sudah bisa menikmati pesonanya layaknya di benua Eropa.


Sumber: https://dutadamaisumaterabarat.id/pesona-wisata-sumatera-barat-seperti-di-luar-negeri/

Contact Us

Phone :

+6281372768789

Address :

Jalan Delima IV no 113, Belimbing,
Padang, Sumatera Barat

Email :

email_elgusmaini@gmail.com